Halloween party ideas 2015

LAMPUNG UTARA , HD - Terkait sejumlah fasilitas, alat-alat kesehatan dan pelayanan serta kedisiplinan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ryacudu Kotabumi yang sering dipersoalkan pasien, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Utara melakukan pemanggilan terhadap Plt direktur RSU Ryacudu, dr. Rahmad Wahyu Hidayat, Senin (24/10).

Dalam pertemuan tersebut Dewan Perwakilan Rakyat Darah Lampung Utara melalui Komisi IV memberikan masukan kepada pihak rumah sakit Ryacudu agar lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, selain itu hearing yang diketuai oleh Agustori juga membahas terkait persoalan kedisipilinan dokter yang bekerja di rumah sakit pemerintah itu serta alat-alat kesehatan yang kwalitasnya diinginkan oleh Bupati Hi. Agung Ilmu Mangkunegara.

" Saya berharap dari hearing ini kedepan, agar peningkatan mutu alat-alat kesehatan diperbaiki, karena Bupati pernah bilang adanya berobat 'gratis', mengenai alat-alat kesehatan supaya diganti dengan yang lebih canggih." kata Agustori, Ketua Komisi IV, usai melakukan hearing, Senin (24/10).

Dijelaskannya, bahwa  pemanggilan dilakukan oleh Komisi IV ini berdasarkan masukan dari berbagai pasien mengenai Rumah Sakit Ryacudu yang tertuang kedalam pemberitaan dibeberapa dimedia cetak dan online. Bahkan lanjut politisi partai PDIP ini,  yang membuat dirinya sedikit kesal, ketika pemanggilan ditujukan kepada Maya Metissa Kepala Dinas Kesehatan (eks Dirut RS Ryacudu) yang terus mangkir saat akan dilakukan hearing.

" Pemanggilan ini kita lakukan atas masukan dari keluarga pasien dan juga pemberitaan dimedia mengenai Rumah Sakit,  kita juga sudah mengundang Maya Metissa (Kadiskes )tetapi tidak juga mau hadir." Ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RS Ryacudu, dr.Rahmad
Wahyu Hidayat, didampingi kepala ruang Laboratorium, Basuki,
dirinya menjelaskan secara singkat,
pembahasan yang dilakukan saat hearing ialah hasil pemeriksaan terhadap pasien yang notabene ada kesalahan tekhnis. Apalagi menurutnya, untuk hasil pemeriksaan dengan rafites memang tidak pernah digunakan untuk diagnosis.

" sebetulnya hasil pemeriksaan dengan Rafites (tes cepat) untuk HBSAG memang kita tidak pernah gunakan untuk diagnosis tetapi kita gunakan untuk screaning, dimana ketika seseorang diperiksa HBSAG nya positif atau Antigen Hepatitis B yang kemudian cuci darah, itu tidak bisa dilaksanakan disitu (riyacudu) karena belum ada alat untuk itu." jelas dr.Rahmad

Rahmad mengakui bahwa akurasi hasil diagnosis dengan menggunakan alat kesehatan, untuk pemeriksaan tidak selamanya tepat. Dimana terdapat kesalahan (human Eror) atas alat tersebut.

"Untuk alat, akurasi hasil diangnosa itu semua bagus tetapi dari perbandingan itu ada 1 dari 10.000 itu ada yang kurang (human Error) ." pungkasnya.  (Kin)

Ket. Foto.

Komisi IV DPRD Lampura saat melakukan pemanggilan terhadap pihak RSUD. Ryacudu, diruang rapat Komisi IV DPRD Lampura, senin (24/10/2016).

Pages

Powered by Blogger.