Halloween party ideas 2015




BANDAR LAMPUNG, HD – Dalam lebih menumbuhkan jiwa bisnis lewat kegiatan berwirausaha bagi kalangan mahasiswa dilingkup Universitas Bandar Lampung (UBL).
Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (Himabis) bersama Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Prodi NA Fisip) UBL menggelar Young Entrepreneurs Talk Show (YET) 2016. Luar biasanya, acara ini menghadirkan enam narasumber kompeten dilevel nasional sebagai pemateri yang terbagi dalam dua sesi kegiatan.
Sesi pertama diisi oleh Managing Director Sapta Consultant yang juga Kepala Pusat Studi CSR UBL Dr. Veronica Saptarini, S.H, M.M ; Corporate Affairs Regional Manager West Indonesia PT Coca-Cola Amatil Indonesia Yayan Sopian ; General Manager PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Wilayah Lampung Benny Solifin Hutasuhut; hingga Manager PT Telkom Wilayah Teluk Betung, Bandar Lampung Benny Rahman.
Sedangkan sesi kedua menghadirkan Founder Lampung Short For Showup (SFS) Vanny Ciendy Octaviany S.H., dan Manager Energic Independent Distributor Lampung Andreas Hernawan.
Kegiatan terpusat di Aula Gedung F, Kampus A, Drs. H.RM. Barusman UBL, Selasa (18/10/2016) itu diikuti 150 peserta yang tidak hanya datang dari mahasiswa angkatan 2013,2014 dan 2015 serta dosen prodi NA.Turut menyertakan perwakilan prodi Administrasi Publik dan Ilmu Komunikasi Fisip,Fakultas Hukum (FH) UBL,namun juga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi Unila.
Kaprodi NA Fisip UBL, Drs. Suwandi, M.M mewakili Dekan Fisip UBL Dr. Drs. H. Yadi Lustiadi, M.Si menyebut adanya YET 2016 sebagai bentuk media pembukaan wawasan para mahasiswa. Terutama dalam membekali hidup mandiri dimasyarakat. Hal itu sesuai dengan visi misi UBL to be world class entrepreneurship university pada tahun 2035.
“Sejalan dengan itu, hal ini adalah bentuk implementasi kurikulum fakultas maupun prodi berbasis contextual learning. Setiap mahasiswa harus aktif bernaung dalam (kegiatan) kewirausahaan. Hal ini sangat penting,selain (di Prodi NA) ada mata kuliahnya (kewirausahaan). Diharapkan para mahasiswa tak hanya mampu bekerja dengan orang, tapi mampu buka lapangan kerja sendiri,”jelasnya.
Agar sukses diranah wirausaha, Suwandi mengingatkan para mahasiswa harus dapat mengembangkan inovasi, kreasi, berani, hingga cepat mengambil keputusan yang ditanamkan dibangku kuliah, sebelum terjun ketengah masyarakat. Apalagi rekuitmen PNS sangat terbatas.
Sedangkan, pesan Yadi Lustiadi melalui sambutan Kaprodi NA mengaku sangat antusias untuk terus mengembangkan daya pikir dan menggiatkan peran, para mahasiswa maupun dosen dibidang kewirausahaan melalui lembaga UBL dan Yayasan Adminisrasi Lampung (YAL). Melalui kewirausahaan mandiri maupun dalam naungan CSR.
“Lewat (kerjasama) stakeholder, baik dibidang industri, dan instansi pemerintah. Sejak bangku kuliah para mahasiswa, hasil kajian teoritis akan disinergiskan dengan aplikasi lapangan. Jadi para mahasiswa kita lebih terang lagi (berkecimpung) di kewirausahaan, supaya tiap ilmu bisa diterapkan diantara masyarakat,”imbuhnya.
Setelah mengikuti YET 2016, Mahasiswi Prodi NA Fisip UBL angkatan 2014 Wisni Puspita mengaku kini semakin termotifasi menjadi pengusaha wirausaha. Pasalnya dari tiap penjabaran pemateri diselaraskan dengan ilmu diperkuliahan mampu membangkitkan motifasi untuk terus bangkit ‘berusaha bisnis’ meski diterjang berbagai kegagalan.
“Dengan acara ini (YET), kami semua (peserta) mendapatkan konsep jelas tentang bisnis (wirausaha) baik mandiri maupun naungan stakeholder lain (CSR). Bahkan, saya telah memiliki tekad dan niat kuat untuk mengembangkan berbagai bidang usaha menjadi besar, terutama dalam konsep CSR,”tutur Mahasiswa Prodi Administrasi Publik Fisip UBL Angkatan 2014, Iswanto.
Dari ulasan pemateri, Benny Solifin menegaskan banyak bidang wirausaha dengan modal terjangkau yang dapat dikembangkan para mahasiswa seperti di bidang perdagangan, jasa, perkebunan, perikanan, hingga berbagai industri rumah tangga. Dilanjutkan Agung Rahman menegaskan bisnis bermodal dari usaha nekat dan berani menanggung kerugian.
Sedangkan, Yayan Sopian, mengingatkan para mahasiswa sebagai pebisnis pemula harus dapat mengkreasi dan menginovasi seni hidup bisnis wirausaha berpedoman pada filosofis ‘dari zero to hero’.Lain hal Veronica Septarini bertestimoni membuka bisnis yang baik harus dimulai dari kebisaan, kebiasaan,dan hobi yang bisa dikembangkan sesuai potensi diri.
“Bisnis dimulai berani memanfaatkan berbagai potensi dari hal terdekat disekeliling kita. Ditambah modal jaringan luas dapat terus mempromosikan dan mebuat hasil pemasaran terarah,”ucap  Vanny Ciendy. Ditutup, statement Andreas Hernawan,“wirausaha itu harus diawali oleh jaringan bisnis yang luas, kalau perlu sampai dunia karena dapat membantu diri secara profesional”. (Nur)


Foto caption
SUKSES : Dengan menghadirkan 6 pemateri dan diikuti 150 peserta, Himabis bersama Prodi NA Fisip UBL sukses menggelar YET 2016 di Aula Gedung F, Kampus A, Drs. H.RM. Barusman UBL, Selasa (18/10/2016) lalu. (Dok.Foto BMHK UBL).

Pages

Powered by Blogger.