Foto: Ist-HD
JUBA, HD - Pasukan Jepang dilaporkan sudah tiba di Sudan
Selatan pada Senin 21 November 2016. Banyak pihak yang khawatir dengan
pengiriman tersebut, sebab ini merupakan keterlibatan pertama Jepang
pada pertempuran di negara lain semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
Pasukan Negeri Sakura itu akan bergabung dengan pasukan penjaga
perdamaian PBB di Sudan Selatan untuk membantu membangun infrastruktur
di sana. Namun, Pemerintah Sudan Selatan mengizinkan pasukan Jepang
untuk membantu merespon panggilan darurat dari staf PBB dan para
sukaralewan.
Selain itu mereka akan menjaga
markas-markas PBB di Sudan Selatan yang kerap mendadak diserang oleh
militan. Maka kontak senjata dapat terjadi kapan saja.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (22/11/2016)
penurunan 350 tentara itu disebut segaris dengan keputusan Jepang untuk
meningkatkan peran militer mereka di luar negeri. Namun hal itu
menimbulkan kritikan di dalam negeri, di mana banyak yang memandang ini
merupakan keputusan yang berisiko sebab ini adalah pertama kalinya dalam
kurun waktu lebih dari tujuh dekade tentara Jepang berada di tengah
konflik.
Sudan Selatan semenjak 2013 selalu dihantui oleh perang sipil
usai Presiden Salava Kiir memecat rival politiknya, Riek Machar, dari
jabatan wakil presiden. Perjanjian damai sempat terjalin akibat ancaman
sanksi internasional dan membuat Machar kembali ke Juba pada April 2016.
Namun, ia melarikan diri usai bentrok dan kekerasan tetap terjadi.
(emj). (HD-Wulan)