Foto:Rbk,Harian Detik
GAZA – Ratusan warga Palestina di Israel dan Jalur Gaza berkumpul
melakukan unjuk rasa menentang rancangan undang-undang (RUU) untuk membatasi volume suara azan.
Aturan mengenai pembatasan volume azan ini mulai digodok komite Pemerintah
Israel awal pekan ini.
Di Kota Rahat, sebanyak 100 warga
Palestina melakukan demonstrasi menolak RUU kontroversial tersebut. Sementara
lebih dari 500 warga lainnya ikut serta dalam berbagai unjuk rasa di wilayah
utara Palestina.
Sekira 500 pendukung kelompok Hamas
juga melakukan protes dengan melakukan march melalui kamp pengungsi Jabalia di
dekat wilayah perbatasan utara. Demikian diwartakan New Arab,
Sabtu (19/11/2016).
Pimpinan Hamas Yusef al-Sharafi
mengatakan pada para pengunjuk rasa, upaya pelarangan azan itu adalah sebuah
cara Israel untuk mengganggu kebebasan kaum Muslim.
Sedangkan anggota parlemen
dari Partai Arab Joint List, Jisr al-Zarqa mengatakan, aturan tersebut adalah
sebuah provokasi dan tindak pemaksaan.
Saat ini, RUU pembatasan suara azan
itu telah melewati komite kementerian akan segera diajukan ke parlemen pada
Minggu, 20 November besok. Namun, Menteri Kesehatan Yaakov Litzman menyatakan
penolakannya dan meminta pembahasan lain sebelum RUU itu sampai ke badan legislatif.
Litzman khawatir disahkannya RUU itu
akan berdampak pada pelarangan sirene yang menandakan dimulainya Hari Sabat.
RUU itu dirancang untuk merespons suara bising dari masjid, tetapi bisa juga
diterapkan kepada semua institusi keagamaan.
(HD,Azis)