Foto ; ist, purwadi - HD
METRO, HD - Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6
Metro, Yuwono DM,
S.Pd mengatakan, bahwa mengutamakan pendidikan
karakter yang bertujuan untuk mewujudkan visi sekolah menjadi lulusan yang
taqwa, cerdas, berprestasi dan berakhlak mulia.
Menurutnya, dalam memberikan
pelajaran dan kegiatan-kegiatan siswa terkadang di masjid, karena rumah Allah itu merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari sekolahnya. “Siswa kita selalu upayakan
untuk akrab dengan masjid dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Selain
itu, kegiatan siswa di lapangan bola, di bawah pohon dan lain-lain, hal
tersebut agar mereka tidak merasa bosan dan terbiasa dengan suasana yang baru,”
kata Yuwono kepada Harian Detik, Selasa (22/11)
di ruang kerjanya.
Yuwono menambahkan,
dengan bimbingan guru, SMPN 6 Metro rutin setiap hari melakukan sholat dhuah,
juga melakukan Shalat dzuhur dan ashar secara berjamaah. Selain itu, juga rutin
mengadakan tadarus Al Quran di masjid. Dengan tadarus Al Qur’an, maka siswa
akan dilatih agar terbiasa membaca Al Qur’an. Tujuan yang ingin dicapai adalah,
untuk mengetahui bagaimana akhlak siswa di SMPN 6 Metro dan bagaimana peranan
guru dalam pembentukan akhlak siswa.
Yuwono mengatakan,
keadaan akhlak siswa-siswinya di SMPN 6 Metro pada umumnya sudah cukup baik,
akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih mempunyai akhlak kurang baik,
yakni bolos sekolah, meninggalkan jam pelajaran dan berbicara kurang sopan.
Kenakalan siswa di SMPN 6 Metro mendapat bimbingan yang bijak, perhatian dan
kontrol baik dari dewan guru maupun orang tua,” ujarnya.
Upaya dilakukan dewan guru di SMPN 6
Metro, kata dia, dalam pembentukan akhlak siswa baik melalui tindakan
preventif, kuratif, maupun represif, cukup efektif. Peranan guru, sebagai
pembimbing, penasehat dan teladan. Bentuk bimbingan, yakni guru membimbing
jalannya doa pada awal dan akhir pelajaran, membimbing kegiatan ekstra
keagamaan, seperti istighotsah dan salat dhuhur berjamaah.
Masih di katakan Yuwono, peran guru sebagai penasehat di SMPN 6 Metro, yaitu
dengan memberikan nasehat dan solusi baik pada siswa secara umum maupun siswa
yang mempunyai masalah. Dewan guru juga, memberikan mauidhoh atau pesan moral
yang baik. Peranan guru sebagai figur telihat dalam kedisiplinan, berpakaian
dan bergaul. Guru juga mengucapkan salam, dan menyapa setiap kali bertemu
dengan guru yang lain serta berbicara sopan dengan muridnya, baik di dalam
maupun di luar kelas.
Pembentukan karakter siswa tidak
semata-mata menjadi tugas guru atau sekolah, melainkan juga orang tua, keluarga
dan masyarakat. “Siswa menghabiskan waktu dan beraktivitas tidak hanya di
sekolah, juga di rumah dan di masyarakat. Namun, pada pendidikan formal di
sekolah, guru merupakan orang yang memiliki peran sangat penting dalam
pembentukan karakter siswa. Menurutnya, nilai-nilai karakter antara lain, yakni
keberanian, kejujuran, hormat pada orang lain, disiplin dan ber akhlak
mulia.
Siswa yang berkarakter, kata dia, akan dapat meningkatkan derajat dan martabat bangsa,
karakter secara harafiah berarti “kualitas mental atau moral, kekuatan moral,
nama atau reputasi. Lanjut Yuwono,
karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau
penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Peran dewan guru sesuai
dengan UU RI No.14 Bab I Pasal 1 tahun 2005, yakni tentang guru profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik,” kata Yuwono. (Pur)
Nampak pada gambar, Kepsek SMPN 6 Metro, Yuwono DM, S.Pd memberikan
pengarahan berakhlak dan berkarakter
kepada dewan guru serta siswa-siswinya. (Purwadi)